SPANDUK Rp. 6.500,-/m Hub: 021-70161620, 021-70103606

Para Pejabat Belanda Pun Naik KA dari Priok

| | |
Stasiun Tanjung Priok dibangun pertama kali pada 1885. Didirikan oleh Belanda.

Jakarta Utara memiliki segudang bangunan bersejarah yang menjadi simbol asal mula lahirnya kota Jakarta. Salah satunya Stasiun Tanjung Priok.

Stasiun Tanjung Priok dibangun pertama kali pada 1885. Sejak, didirikan, stasiun ini terus mengalami pembenahan seiring dengan tingginya aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok.

Karena stasiun tidak memadai untuk menampung jumlah penumpang, ditambah dengan meningkatnya barang-barang kiriman dari dalam maupun luar negeri, akhirnya diputuskan untuk membangun stasiun baru yang lebih besar.

Proses perombakan pertamanya dimulai pada 1914. Stasiun dibangun dengan luas lahan mencapai 46.930 m2 dan luas bangunan 3.678 m2.

Kala itu, pembangunan berlanjut di masa pemerintahan Gubernur Jenderal A.F.W Idenburg yang memerintah 1909-1916. Dengan arsitek C.W. Koch yang merupakan seorang insinyur utama dari Staats-Spoormegen (SS-perusahaan kereta api Negara Hindia Belanda yang berdiri sejak 6 April 1875.

Stasiun monumental itu dibangun dengan 8 jalur ganda, 6 jalur di dalam peron dan 2 jalur di luar peron.

Bangunannya bertumpu pada ratusan tiang pancang yang memiliki atap penutup dari beton dan seng tebal. Hiasan kaca patri dan ornamen profil keramik yang dipasang pada dinding-dinding semakin menambah kecantikan interior stasiun.

Proyek mercusuar itu menyedot banyak tenaga kerja. Untuk menyelesaikannya sampai diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.

Setelah tuntas, akhirnya diresmikan pada 6 April 1925 bersamaan dengan pembukaan jalur Tanjung Priok - Meester Cornelis (Jatinegara).

Pada waktu itu dilakukan selamatan yang ditandai dengan mengubur 2 kepala kerbau di sisi stasiun.

***

Letak stasiun sangat strategis. Dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pintu gerbang Indonesia dari akses laut ke berbagai negara.

Pada massa penjajahan Belanda, pejabat pemerintah Hindia Belanda yang datang Indonesia juga melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka menggunakan kereta api ke tempat tujuan.

Stasiun Tanjung Priok juga dijadikan sebagai tempat transit warga Barat yang datang ke Batavia dan sekitarnya. Bahkan di stasiun bertingkat dua itu disediakan tempat menginap layaknya hotel bagi pengunjung seraya menunggu keberangkatan kapal laut.

Stasiun Tanjung Priok menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan kota Batavia yang berada di selatan. Selain itu, stasiun Tanjung Priok juga melayani KA ke berbagai kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang memiliki jaringan kereta api.

Alasan pembangunan pada waktu itu dikarenakan pada masa lalu wilayah Tanjung Priok sebagian besar terdiri dari hutan belantara dan rawa-rawa yang berbahaya sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang aman, dipilihlah kereta api.

***

Sampai dengan 2001, stasiun Tanjung Priok melayani penumpang KRL Tanjung Priok - Jakarta Kota dan beberapa kereta jarak jauh. Namun dari 2001 sampai dengan 2008 stasiun ini tidak dioperasikan karena kekurangan armada KRL dan kondisi stasiun yang rawan.

Namun, setelah 15 tahun mangkrak, akhirnya di 2010 ini, PT Kereta Api Indonesia akan mengoperasikan kembali stasiun klasik ini untuk jurusan Tanjung Priok - Kota dan Tanjung Priok – Jatinegara.

Mantan Kepala Humas Daops I Jakarta PT KAI Sugeng Priyono kepada VIVAnews mengatakan pengaktifan kembali jalur tersebut dikarenakan kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi untuk dua tujuan itu sangat tinggi. (sj)
• VIVAnews

0 komentar:

populer

Layak dibaca

IKUT TAMPIL....... BOLEH....?