SPANDUK Rp. 6.500,-/m Hub: 021-70161620, 021-70103606

Tirani Kekuasaan Mulai Tampakkan Kekuasaannya

| | | 0 komentar
-- Salah seorang anggota Pansus Kasus Bank Century DPR, Bambang Soesatyo mengungkapkan, kini gejala tirani kekuasaan sudah mulai menampakkan wajahnya. Meski begitu, politisi Partai Golkar ini yakin, kebenaran akan terungkap atas dugaan skandal aliran dana ke Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun ini.

"Kebenaran tidak akan bisa dibungkam, jadi ini, hanya soal waktu saja. Untuk itu, pansus angket skandal Bank Century butuh dukungan publik untuk mengungkapnya," kata Bambang, Sabtu (26/12).

Pernyataan Bambang ini sekaligus menyikapi tentang berita ditariknya buku berjudul 'Membongkar Gurita Cikeas,' yang ditulis George Junus Adijtondro ditarik. Buku ini, dikabarkan

membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gerah, hanya bertahan beberapa jam di toko-toko buku.

Atas intruksi dari sebuah pimpinan pusat, toko buku terbesar di tanah air berinisial TBG langsung menarik seluruh buku yang Kamis malam (24/12) dibahas SBY bersama jajaran anak buahnya. Buku ini, pada Rabu (23/12) lalu pralaunching di Yogyakarta oleh penulisnya senditi George Aditjondro. Sedianya, Launching buku akan dilakukan pada awal Januari 2010 di kantor ICW.

"Pansus butuh dukungan publik untuk membongkar skandal yang patut diduga melibatkan jantung kekuasaan," Bambang menegaskan.

Terkait adanya isu keretakan partai-partai koalisi pendukung pemerintah, Bambang menyatakan itu hanyalah sebuah kepanikan saja. Posisi Golkar, tegasnya, sangat jelas dan dalam membongkar dugaan skandal Bank Century bukanlah sebuah penghianatan.

"Justru pihak-pihak yang tidak ingin skandal ini diusut tuntas, adalah sesungguhnya yang berhianat pada keinginan rakyat," Bambang menegaskan. (Persda Network/yat)


sumber POS KUPANG. com

Kemesraan Ani Yudhoyono dengaan Ayin

| | | 0 komentar
WAJAR bila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar pertemuan khusus untuk membahas temuan pakar sosiologi korupsi George Junus Aditjondro. Soalnya, dalam bukunya, "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century", dibeberkan kemesraan antara Ibu Negara Ani Yudhoyono dengan makelar kasus Arthalita Suryani alias Ayin.

George kepada Persda Network, Jumat (25/12) malam mengatakan, peran Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Arthalita mulai terlihat pada kegiatan yang selama ini diselenggarakan Yayasan Mutu Manikam Nusantara. Arthalita sendiri merupakan bendahara di yayasan tersebut.



"Banyak kegiatan dimana terlihat keakbraban antara Ibu Ani dengan Ayin. Ini kan mencurigakan karena Ayin adalah makelar kasus. Mungkin tidak sekaliber Anggodo, tapi dia punya hubungan agak khusus dengan Syamsul Nursalim (obligor BLBI)," ungkap mantan dosen di Universias Satya Wacana Salatiga itu.



Dikemukakannya, kedekatan Ani Yudhoyono dengan Ayin terlihat saat peresmian alun- alun Indonesia Grand Indonesia, Jakarta. "Itu merupakan proyek Gajah Tunggal, miliknya Syamsul Nursalim," ujarnya.



Kedekatan itu semakin terlihat ketika saat SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menghadiri acara pernikahan putra Ayin. "Ada foto-foto dimana SBY dan istri menghadiri pesta pernikahan anak Ayin," ungkapnya.



Mutu Manikam Nusantara adalah sebuah yayasan nirlaba yang merupakan himpunan para pecinta dan perajin perhiasaan. Pendirian yayasan itu diprakarsai oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Duduk sebagai ketua Perkumpulan Mutumanikam Nusantara adalah istri Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, yakni Herawatie Wirayuda.



Goerge menduga, Yayasan Mutu Manikam Nusantara merupakan satu dari enam yayasan yang menjadi pijakan untuk memobilisasi dana maupun suara pada Pemilu dan Pilpres 2009 untuk kemenangan SBY dan Demokrat. Tiga yayasan berafiliasi dengan kegiatan SBY, dan tiga yayasan lainnya mempunyai kedekatan dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono.



Selain Yayasan Mutu Manikam Nusantara yang memiliki hubungan dengan Ani Yudhoyono, masih terdapat Yayasan Batik Indonesia dan Yayasan Sulam Indonesia. Dua yayasan ini juga terkait dengan Ani Yudhoyono. Yayasan Sulam Indionesia diketuai Triesna Wacik, istri Menbupar Jero Waci. Sedang Yayasan Batik Indonesia dipegang Jultin Ginandjar Kartasasmita, istri dari mantan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita.



Masih menurut George, kedekatan Ani Yudhoyono dengan tiga yayasan itu karena Ibu Negara memiliki kedekatan kekuasaan. Apalagi, ketua ketiga yayasan ini merupakan para istri Kabinet Indonesia Bersatu I. Ibu Ani Yudhoyono sendiri pembina Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).



"Yayasan Batik Indonesia juga mencurigakan karena ada salah satu perusahaan batik yang baru berkembang tapi sudah melalang buana dalam waktu beberapa tahun yaitu batik alur. Batik alur ini kerap dipakai keluarga Cikeas dengan modelnya Annisa Pohan, dan cucu SBY," terangnya.



Sementara, ketiga yayasan yang memiliki kedekatan dengan SBY adalah Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, dan Yayasan Majelis Dzikir SBY Narussalam.



Jajaran pengurus ketiga yayasan ini tidak terlepas dari konco-konco SBY di kabinet. Di Yayasan Puri Cikeas duduk sebangai ketua dewan pembina Menbudpar Jero Wacik. "Yayasan ini ini lebih banyak 'ber'main' di Jawa Barat, di sekitar Cikeas," ujar George.



Sementara di Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian (YKDK), empat anggota Kabinet Indonesia Bersatu II duduk selaku Dewan Pembina. Mereka ini adalah Menko Polhukam Marsekal Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto. Duduk sebagai bendahara adalah Dessi Natalagewa, adik dari Menlu Marty Natalegawa.



"Yayasan ini pernah disebut dalam laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima dana PT Mulia Graha Tatalestari sebesar 1 juta US$ yang dikomandoi Joko Chandra," ungkapnya.



Pada Yayasan Majelis Dzikir SBY Narussalam juga memiliki kekerabatan dengan SBY. Hartanto Edhie Wibowo, adik kandung Ani duduk sebagau bendahara



Menurut George, bersama Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Majelis Dzikir SBY Narussalam ini menjadi 'jembatan penghubung' keluarga SBY dengan sejumlah pengusaha. Mereka di antaraya Sukamdani dan anaknya, Hariadi, Tanri Abeng dan anaknya, Emir Abeng, serta Aziz Mochdar, mitra bisnis Bambang Trihatmodjo dan adik Muchsin Mohdar. Muchsin sendiri adik ipar BJ Habibie.



"Yayasan Majelis Dzikir SBY Narussalam punya canang di 33 propinsi. Yayasan ini sudah menyelanggarakan umroh lima gelombang untuk masing-masing gelombang sebanyak 50 ulama. Padahal biaya umroh itu 10 juta real, nah itu uang siapa. Kemudian, setiap kali berzikir di akhir tahun ada zikir untuk kemenangan SBY, dan itu ribuan orang yang kemudian ditraktir makan di Istana Negara," pungkasnya. (Persda network/ade)

sumber pos kupang

Gurita Bisnis Cikeas Diungkap

| | | 0 komentar
* Enam Yayasan Jadi Mesin Uang * Tim Kabinet Telaah Buku George Aditjondro

Cikeas geger. Adalah aktivis dan peneliti korupsi George Yunus Aditjondro membeberkan empat yayasan yang dikelola keluarga Presiden Susillo Bambang Yudhoyono selama ini menjadi pemobilisasi dana dan suara pada Pemilu dan Pilpres.

Temuan George Aditjondro itu telah dituangkan dalam sebuah buku berjudul "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century". Buku yang masih dalam tahap prapeluncuran tulisan mantan dosen Universitas Satya Wacana Salatiga itu sudah banyak beredar di masyarakat.

Tak pelak, temuan peneliti masalah korupsi di Indonesia itu membuat gerah Presiden Yudhoyono. Rencana rapat pembahasan evaluasi seratus hari program kerja kabinet di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/12), mendadak berganti tema. Presiden Yudhoyono dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II membahas buku berisi temuan George tersebut.



Dalam pertemuan itu, Presiden Yudhoyono memilih banyak membicarakan masalah yayasan yang disebutkan dalam buku Goerge yang diterbitkan oleh Galangpress Yogyakarta tersebut. Namun, karena anggota kabinet belum memiliki buku tersebut, pembahasan lebih mendalam batal dilakukan.



Rencana lebih mendalam membedah isi buku setelah 183 halaman itu akhirnya dilaksanakan Jumat (25/12), di Cikeas. Sejumlah anggota kabinet diundang membahas temuan George bersama timnya tersbeut.



Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengamini rencana pembahasan buku George pada pertemuan dengan SBY. "Ya, kami sedang mempelajari buku itu. Hari ini, kami sudah dapatkan buku itu, dan ada di Cikeas. Nanti akan dipelajari di sana," kata Julian kepada Persda Netwok di Jakarta, Jumat (25/12).



Menurut dia, pembahasan buku George itu berangkat dari instruksi Presiden Yudhoyono. Alasannya, buku tersebut akan diluncurkan kepada publik. "Ini disikapi secara serius karena dipublikasi di ruang publik. Jadi kita lihat, dan kita tunggu buku dalam bentuk yang riil dalam 183 halaman itu," jelasnya.



Ditambahkan Julian, pembahasan akan berkutat pada metodelogi yang digunakan George dan timnya dalam meramu buku tersebut. Dengan berangkat dari metodelogi, temuan George bisa diketahui sejauh mana keakuratannya.



"Kita sama-sama dari dunia akademik. Nanti kita bisa tahu bagaimana proses teknis buku ini dibuat. Apalagi, George mendapatkan hasil dari penelitinya. Yang jelas, ada prosedur dalam penelitian yang mesti dilalui," terang dia..



Ketika jumpa pers prapeluncuran bukunya di Yogyakarta, belum lama tadi, George

menyerukan dilakukan audit keuangan atas yayasan-yayasan yang terkait keluarga Presiden Yudhoyono. Menurut dia, yayasan-yayasan itu tidak pernah diaudit dan dilaporkan kepada DPR dan media. Hal ini berpotensi melakukan memobilisasi dana dan memobilisasi suara pada Pemilu dan Pilpres 2009.



Beberapa yayasan yang perlu diaudit, menurut Aditjondro seperti ditulis dalam bukunya itu, adalah Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Yayasan Majelis Dzikir SBY Narussalam, Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Yayasan Batik Indonesia, dan Yayasan Sulam Indonesia.



Sebelumnya, George dalam tulisannya bertajuk Persaingan Dua Calon Dinasti Politik di harian Suara Pembaruan edisi 3 April 2009 menyoroti peran adik kandung istri SBY di salah satu yayasan.



"Hartanto Edhie Wibowo, adik kandung Ani, adalah bendahara Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Bersama Yayasan Puri Cikeas, yayasan ini 'jembatan penghubung' keluarga SBY dengan sejumlah pengusaha, yakni Sukamdani dan anaknya, Hariadi, Tanri Abeng dan anaknya, Emir Abeng, serta Aziz Mochdar, mitra bisnis Bambang Trihatmodjo dan adik Muchsin Mohdar. Muchsin sendiri adik ipar BJ Habibie," ulas George.



George tidak merinci peran keluarga besar SBY yang banyak dipengaruhi kerabat Ani Yudhoyono. Dia hanya menyebut, kerabat Ani kini banyak ini menduduki posisi penting di Tanah Air. Namun, dia menyebut pengaruh keluarga besar Megawati masih kalah dibanding pengaruh keluarga besar SBY di pentas ekonomi politik Indonesia. Terutama pengaruh saudara-saudara dan ipar-ipar Ibu Negara.



"Kita bisa lihat adik ipar SBY, Brigjen Pramono Edhie Wibowo saat ini menjabat Danjen Kopassus. Sedangkan kakak ipar SBY, Letjen Erwin Sudjono, mantan Pangkostrad dan Kasum TNI. Adik ipar lainnya yakni Gatot Mudiantoro Suwondo menjabat Dirut BNI. Dan, Hadi Utomo, ketua umum DPP Partai Demokrat yang mengusung SBY sebagai calon presiden untuk kedua kalinya, juga adik ipar Ani Yudhoyono," beber George.

Tidak Ada



Meski belum melihat buku tulisan Goerge Aditjondro, Ketua DPP Partai Demokrat,

Ruhut Sitompul meyakini isinya tidak memiliki kebenaran. Bahkan dia menuding buku itu sebagai ulah dari pihak-pihak yang tidak siap kalah.



"Ini cuma ingin mengait-kaitkan saja. Sudahlah Pak SBY, Bu Ani, Ibas itu kurang apa sih? Aku sudah bilang, potong kuping, potong leher, enggak pernah ada itu,' ujarnya dihubungi Persda, Jumat (25/12) malam.



Keyakinannya sama ketika tudingan keterlibatan SBY dalam kasus bailout Bank Century. Ditegaskan dia, kalau pembongkaran kasus Bank Century justru akan menambah kecintaan rakyat Indonesia terhadap SBY dan Demokrat.



"Itu buku orang gila kali yang ngarang-ngarang. Itu kalau gue tahu itu (buku) fitnah lagi, gue bantai itu orang-orang semua. Jangan main-main, gue juga ada kesabaran," tandas Rugut.



Ruhut menolak keras jika dilakukan audit terhadap yayasan-yayasan yang disebut dalam buku "Membongkar Gurita Cikeas. Menurut dia, tidak ada keharusan yayasan-yayasan itu diaudit.



"Kita tidak mengenal pembuktian terbalik. Kita ini bukan negara komunis," pungkasnya. (Persda Network/ade/ mun)

Pegang Posisi Penting

- Adik Ipar Brigjen Pramono Edhie Wibowo ( Danjen Kopassus)

- Kakak ipar Letjen Erwin Sudjono (mantan Pangkostrad dan Kasum TNI)

- Adik ipar Gatot Mudiantoro Suwondo (Dirut BNI)

- Hadi Utomo (Ketua umum DPP Partai Demokrat)

Di bawah Kendali Cikeas

- Yayasan Puri Cikeas

- Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian

- Yayasan Majelis Dzikir SBY Narussalam

- Yayasan Mutu Manikam Nusantara

- Yayasan Batik Indonesia

- Yayasan Sulam Indonesia

sumber kupang post

Buku "Gurita Cikeas" Langsung Ditarik

| | | 0 komentar
Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century" yang ditulis George Junus Adijtondro hanya bertahan beberapa jam di toko-toko buku. Atas instruksi dari sebuah pimpinan pusat, toko buku terbesar di Tanah Air berinisial TBG langsung menarik semua buku.

Persda Network yang berusaha membeli buku tersebut di toko buku TBG Bintaro harus beradu mulut dengan staf toko buku tersebut. "Baru saja bukunya sudah ditarik. Ada instruksi dari pusat langsung telepon," ujar Indah, staf toko buku kepada Persda Network di Bintaro, Jakarta, Jumat (25/12/2009) sore. Padahal, sebelum berangkat, seorang staf TBG Bintaro mengatakan masih ada 20 buku dan mempersilakan datang untuk membeli.

Menurut Indah, buku yang menyebut keluarga lingkaran Presiden SBY dengan skandal Bank Century tersebut baru saja masuk siang hari pada Jumat yang sama. Hingga Jumat sore, sudah terjual 14 buku di TBG Bintaro.

"Cover depannya warna pink. Ada gambar guritanya, Mas. Di lembar pertama ada foto keluarga SBY. Di lembar berikutnya ada percakapan Ong Juliana dengan Anggodo. Terus ada transkrip surat di bagian dalamnya," urainya.

Telepon gelap

Pra-peluncuran buku tersebut baru diadakan pada hari Rabu (23/12/2009) di Yogyakarta oleh penulisnya, George Aditjondro. Peluncuran buku tersebut sedianya pada awal Januari 2010 di Kantor ICW.

Saat dihubungi Persda Network, Direktur Utama Galang Press Julius Felicianus mendapat informasi bahwa pemilik TBG mendapat telepon dari orang tak dikenal yang menginstruksikan penarikan buku tersebut.

"Saya sudah dapat kabar kalau pemilik toko buku mendapat telepon dari seseorang yang minta menarik dahulu buku itu. Kelihatannya mereka ketakutan karena telepon orang tak dikenal itu," kata Julius Felicianus kepada Persda Network, Jakarta, Jumat kemarin.

Ia mengaku kecewa dengan pihak yang memerintahkan penarikan buku tersebut. Biasanya, jika terjadi penarikan, maka itu berdasarkan perintah dari pihak kejaksaan. Namun, perusahaannya sendiri belum mendapat surat perintah dari kejaksaan terhadap buku tersebut.

"Kan seharusnya ada surat perintah penarikan dari Kejaksaan Agung, dan itu tidak sebentar, setidaknya perlu waktu 3 bulan untuk eksekusi penarikannya," ujarnya.

Atas kejadiaan ini, Julius mengatakan telah berkoordinasi dengan Komnas HAM agar segera mengeluarkan surat rekomendasi supaya buku tersebut tetap bisa diperjualbelikan.

"Baru saja saya telepon Pak Yosef Adi, Sub Komisi Penyuluhan Komnas HAM. Mungkin Senin (8/12/2009), surat rekomendasi itu bisa dikeluarkan. Lagi pula, dia, saat pralaunching di Yogyakarta, janji bahwa buku itu tidak ada masalah," paparnya.

Julius menegaskan bahwa buku tersebut tidak ada masalah secara hukum. "Yang jelas, buku itu hasil data ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan, kok," ucapnya.

Koordinator ICW, Danang Widoyoko, mengaku kecewa dengan penarikan buku tersebut. Penarikan buku itu mirip dengan perilaku Orde Baru (Orba). "Ya kalau enggak setuju, dibantah dong dengan buku. Jangan ditarik-tarik. Ini kan seperti Orba. Aparat hukum dipakai sebagai aparatur represi oleh pemerintah yang berkuasa," ungkap Danang. (persda network/yog/coz/yls)

sumber kompas

Saat Buron Muncul di Istana

| | | 0 komentar
Tiada buron selicin Dodi Sumadi. Bayangkan, saat polisi memburunya, ia seolah meledek polisi dengan muncul di Istana Negara pada 21 Oktober lalu. Ketika itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang melantik anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Acara ini dihadiri banyak petinggi, termasuk Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar.

Munculnya Dodi di istana sempat terekam oleh kamera TVRI. Wajahnya kebetulan dikenali oleh Bakri Tianlean, bekas sekretaris pribadi Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, yang menontonnya di rumah. Dia kaget karena Dodi selama ini menjadi buron. Keheranan Bakri akhirnya menjadi keheranan publik karena keesokan harinya berita soal ini banyak menghiasi surat kabar.

Mengapa Dodi bisa berkeliaran di istana? Nur Hidayati, Kepala Bagian Undangan Sekretariat Presiden, mengaku tak tahu Dodi hadir pada acara itu. "Nama dia jelas tak ada dalam daftar undangan," tuturnya saat dihubungi Tempo, Jumat pekan lalu. Dia ingat betul untuk pelantikan itu ada 150 orang yang diundang. Mereka adalah para keluarga menteri yang dilantik dan wakil dari departemen.

Pengacara Dodi, J.S. Simatupang, mengakui kliennya memang sempat menghadiri pelantikan kabinet. Dia bisa masuk lewat undangan kolektif dari sebuah yayasan. "Tapi dia lupa nama yayasan itu," katanya. Tapi, Nur Hidayati dengan tegas membantahnya. "Saat itu tak ada yayasan yang diundang. Apalagi bila yayasan itu memberikan undangan itu untuk pihak lain, lebih tak mungkin," ujarnya.

Menurut Nur Hidayati, untuk tiap acara di istana, sudah ada pola penyebaran undangan yang baku. Untuk acara pelantikan kabinet, misalnya, ia akan meminta kepada pihak yang dilantik nama-nama anggota keluarga yang akan diundang. Tiap nama yang masuk akan diperiksa lagi, terutama kaitannya dengan acara itu. "Bila tak berhubungan, pasti dicoret," katanya.

Diduga, Dodi masuk dalam acara pelantikan kabinet dengan meng-gunakan pin yang biasa dipakai pegawai istana. Dugaan ini disampaikan juru bicara presiden, Andi Mallarangeng. Soalnya, pin tersebut belum pernah diganti sejak pemerintahan sebelumnya. Pin itu biasanya dipasang di baju atau jas sehingga kelihatan. "Jika dia memakai pin itu, pasti bisa masuk karena dikira pegawai istana," tuturnya.

Menurut Andi, kejadian itu sangat memalukan. Presiden segera meminta agar dilakukan pengecekan. Pin yang memiliki nomor seri itu mungkin dibagikan kepada orang-orang tertentu pada pemerintahan sebelumnya. "Karena itu, Presiden meminta kita membuat pin baru. Kini pin yang baru sedang dirancang," ujar Andi.

Nurdin Saleh, Mawar Kusuma

sumber tempo

Hasyim: Indonesia Sarang Koruptor Bukan Teroris

| | | 0 komentar
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berpendapat Indonesia merupakan sarang koruptor bukan teroris. Hasyim menilai pelaku teroris hanyalah korban penanaman pemikiran yang salah, lain dengan koruptor yang sadar betul aksinya merugikan negara.

"Yang menggelitik di Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bahwa Indonesia ini sarang koruptor,bukan sarang teroris.kalau teroris Indonesia ini korban teroris," kata Hasyim di sela silaturahim PBNU-Muhammadiyah di Jakarta, Sabtu (19/12/2009).

Karenanya, pemberantasan korupsi harus serius dilakukan dengan melibatkan pemerintah, lembaga penegak hukum serta masyarakat. NU dan Muhammadiyah sendiri, katanya, sudah memiliki gerakan moral antikorupsi berbentuk gerakan nasional. "Karena hanya dengan gerakan nasional, negara dalam waktu 15 tahun bisa membebaskan diri dari korupsi," pungkasnya.

Menurutnya, peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih kecil dibanding perilaku koruptif yang sudah mengakar di semua lapis kalangan masyarakat. "KPK itu terlalu kecil dengan korupsi yang demikian besar," tukasnya.

KPK, kata Hasyim, sudah menjadi bagian dari rezim pemerintahan untuk memuluskan kepentingan kekuasaan. "Karena dia lemah dari eksekutif,maka dia pasti menjadi moncong setiap rezim yang berkuasa untuk melibas rezim terdahulunya," ujarnya. (frd)(mbs)

sumber okezone

populer

Layak dibaca

IKUT TAMPIL....... BOLEH....?