SPANDUK Rp. 6.500,-/m Hub: 021-70161620, 021-70103606

Saat Buron Muncul di Istana

| | |
Tiada buron selicin Dodi Sumadi. Bayangkan, saat polisi memburunya, ia seolah meledek polisi dengan muncul di Istana Negara pada 21 Oktober lalu. Ketika itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang melantik anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Acara ini dihadiri banyak petinggi, termasuk Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar.

Munculnya Dodi di istana sempat terekam oleh kamera TVRI. Wajahnya kebetulan dikenali oleh Bakri Tianlean, bekas sekretaris pribadi Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, yang menontonnya di rumah. Dia kaget karena Dodi selama ini menjadi buron. Keheranan Bakri akhirnya menjadi keheranan publik karena keesokan harinya berita soal ini banyak menghiasi surat kabar.

Mengapa Dodi bisa berkeliaran di istana? Nur Hidayati, Kepala Bagian Undangan Sekretariat Presiden, mengaku tak tahu Dodi hadir pada acara itu. "Nama dia jelas tak ada dalam daftar undangan," tuturnya saat dihubungi Tempo, Jumat pekan lalu. Dia ingat betul untuk pelantikan itu ada 150 orang yang diundang. Mereka adalah para keluarga menteri yang dilantik dan wakil dari departemen.

Pengacara Dodi, J.S. Simatupang, mengakui kliennya memang sempat menghadiri pelantikan kabinet. Dia bisa masuk lewat undangan kolektif dari sebuah yayasan. "Tapi dia lupa nama yayasan itu," katanya. Tapi, Nur Hidayati dengan tegas membantahnya. "Saat itu tak ada yayasan yang diundang. Apalagi bila yayasan itu memberikan undangan itu untuk pihak lain, lebih tak mungkin," ujarnya.

Menurut Nur Hidayati, untuk tiap acara di istana, sudah ada pola penyebaran undangan yang baku. Untuk acara pelantikan kabinet, misalnya, ia akan meminta kepada pihak yang dilantik nama-nama anggota keluarga yang akan diundang. Tiap nama yang masuk akan diperiksa lagi, terutama kaitannya dengan acara itu. "Bila tak berhubungan, pasti dicoret," katanya.

Diduga, Dodi masuk dalam acara pelantikan kabinet dengan meng-gunakan pin yang biasa dipakai pegawai istana. Dugaan ini disampaikan juru bicara presiden, Andi Mallarangeng. Soalnya, pin tersebut belum pernah diganti sejak pemerintahan sebelumnya. Pin itu biasanya dipasang di baju atau jas sehingga kelihatan. "Jika dia memakai pin itu, pasti bisa masuk karena dikira pegawai istana," tuturnya.

Menurut Andi, kejadian itu sangat memalukan. Presiden segera meminta agar dilakukan pengecekan. Pin yang memiliki nomor seri itu mungkin dibagikan kepada orang-orang tertentu pada pemerintahan sebelumnya. "Karena itu, Presiden meminta kita membuat pin baru. Kini pin yang baru sedang dirancang," ujar Andi.

Nurdin Saleh, Mawar Kusuma

sumber tempo

0 komentar:

populer

Layak dibaca

IKUT TAMPIL....... BOLEH....?