SPANDUK Rp. 6.500,-/m Hub: 021-70161620, 021-70103606

Tarakan yang Tak Lagi Nyaman

| | |
Damai di pulau yang sejuk itu kini telah terenggut. Tarakan seperti sebuah kota mati. Konflik antarkelompok warga telah melumpuhkan kegiatan ekonomi dan pemerintahan di kota ini. Menurut Wali Kota Tarakan Udin Hianggio, ini pertama kalinya terjadi konflik terbuka di sana."Biasanya, kalau ada konflik langsung mereda ."katanya kepada Tempo kemarin.

Kemarin kota yang berasal dari kata "tarak" dan "ngakan", yang dalam bahasa Tidung berarti "tempat persinggahan makan", itu lumpuh. Tak ada orang yang singgah untuk sekadar bercakap, menikmati hidangan laut yang sedap, atau menginap. Puluhan ribu penduduk pendatang sibuk menyelamatkan diri. "Semua kegiatan ekonomi terhenti," kata Edi, manajer Hotel Mirama.

Tamu Hotel Mirama, yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman 63, tak jauh dari simpang tiga yang menjadi pertemuan empat jalan utama, tak bisa keluar karena jalan sudah diblokade massa. "Kami dari pagi belum makan. Sebab, tidak ada toko yang buka," ucapnya.

Dari 24 kamar, kata Edi, hanya 17 kamar yang terisi. "Sebagian besar anggota Brimob. Hanya beberapa kamar yang warga sipil," katanya. Edi mengungkap-kan, kondisi mencekam sudah dirasakan selama tiga hari terakhir. Ketakutan akibat konflik melanda masyarakat pendatang, seperti Yuliana Lelita asal Solo, Jawa Tengah. "Aku masih mengungsi di asrama Brimob. Mohon doanya kami baik-baik saja," ujarnya di layanan pesan Black Berry. Dia mengungkapkan, banyak warga yang mengungsi ke kantor polisi dan pangkalan TNI AL Tarakan.

"Pendatang berusaha keluar dari Ta-, rakan,dengan pesawat atau kapal," kata Koendariyati asal Bojonegoro, Jawa Timur, melalui pesan pendek. Dia mengaku sedang berada di bandar udara untuk kembali ke kampung halamannya di Jawa. Tokoh masyarakat Tarakan, Sofyan As-nawie, menyatakan, konflik yang terjadi merupakan ledakan ketidakpuasan warga pribumi, yang berjumlah cuma 10-15 persen dari penduduk. Menurut dia, kesenjangan antara warga pribumi dan pendatang sangat jomplang. Selama ini para pendatang menguasai hampir semua sektor, baik pemerintahan, ekonomi, maupun sosial. "Di pemerintahan Tarakan, tak ada warga pribumi yang menduduki jabatan tinggi. Semua pendatang," ujarnya.


SUMBER http://bataviase.co.id/node/399853

0 komentar:

populer

Layak dibaca

IKUT TAMPIL....... BOLEH....?