Wakil Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Muhammad Nazar mengkritik penggunaan kata "teroris Aceh" yang disiarkan media massa cetak dan elektronik karena dinilai dapat merusak citra provinsi tersebut.
"Menggunakan kata 'teroris Aceh' yang setiap kali diberitakan media massa itu telah merusak citra Aceh sendiri. Apa maksudnya penyebutan 'teroris Aceh' itu," katanya, di Banda Aceh, Rabu (10/3/2010).
Hal itu disampaikan Wagub Muhammad Nazar seusai memimpin apel khusus yang dihadiri ribuan pegawai negeri sipil dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) provinsi tersebut.
Karena itu, dia mengimbau media massa terutama para wartawan yang datang dari luar Aceh dan kurang paham tentang provinsi ini agar dalam penggunaan bahasa atau nomenklatur harus sesuai, jangan terus menggunakan "teroris Aceh".
"Terus terang, kami dan masyarakat Aceh saat ini merasa terganggu dengan kata-kata 'teroris Aceh' itu," kata Nazar.
Dikatakan, dayah atau pondok pesantren di Aceh tidak pernah mengajarkan tentang terorisme. Dayah di Aceh selama ini mendidik perdamaian.
Sepanjang sejarah di Aceh, kata Nazar, tidak pernah setuju dengan aksi-aksi terorisme dan tidak ada dalam sejarah Aceh diperbolehkan bunuh diri meski yang dilawan adalah penjajah Belanda.
"Artinya, jika ada pejuang Aceh yang meninggal dunia dalam pertempuran karena tertembak, bukan bunuh diri seperti yang dipraktikkan paham terorisme," kata dia.
Karena itu, Nazar minta masalah teroris tersebut agar diusut tuntas. Mengapa tiba-tiba di Aceh dimanfaatkan untuk pelatihan mereka (teroris). Apakah masalah adanya teroris di Aceh itu terkait dengan rencana kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia.
"Jadi semuanya itu perlu diusut, apakah ada kaitannya dengan kedatangan Obama atau memang adanya kasus-kasus politik nasional. Semua itu harus ditelusuri oleh Polri," katanya.
Menggunakan kata "teroris Aceh" yang setiap kali diberitakan media massa itu telah merusak citra Aceh sendiri.
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar