SPANDUK Rp. 6.500,-/m Hub: 021-70161620, 021-70103606

Mencari Keadilan SBY, Indra Berjalan Kaki 22 Hari

| | |

Pupus sudah keinginan Indra Azwan untuk bertemu dengan Presiden SBY. Pria yang sedianya akan berkeluh kesah tentang kematian anaknya yang ditabrak oleh polisi pada 1993 ini, akhirnya kembali ke LBH Jakarta untuk berkoordinasi.

15 menit setelah rombongan Indra dan para relawan kembali ke LBH Jakarta, rombongan mobil Presiden SBY pun keluar kompleks Istana menuju Cikeas.

Menurut putri Indra yang juga berada di depan Istana, sebelumnya memang Indra telah diperingatkan istrinya agar pulang saja.

"Kata ibu yang terakhir, kalau tidak bisa bertemu dengan Pak Presiden sebaiknya pulang saja," kata anak Indra, Dwi Anita Rahmania.

Dwi Anita Rahmania (27) adalah putri Indra. Dia saat ini tinggal di Bekasi bersama dengan saudaranya. Saat mendengar kabar bapaknya pergi ke Jakarta, dia langsung menemui bapaknya di depan Istana Merdeka.

Sebelumnya, Indra Azwan pria asal Malang, Jawa Timur, tidak pernah lelah dalam upaya mencari keadilan. Kendatipun dia sadar usaha itu tak akan bisa membangkitkan anaknya yang tewas 17 tahun lalu ditabrak polisi. Apalagi, hingga kini, tidak ada proses hukum bagi sang penabrak.
Kaki yang bengkak, kuku yang hampir copot akibat berjalan dari Malang ke Jakarta, masih belum diobati. Ini adalah bentuk protes untuk mencari keadilan. Jika disinggung soal kematian anaknya, Indra tidak mampu menyembunyikan kejengkelannya.

Di Ibukota, Indra berjuang menuntut hukuman bagi sang penabrak. Sedangkan istri yang ditinggalkan di Malang, terus mendukung dengan doa dan tetap berusaha dengan warung kecilnya.

Sejak tanggal 8 Juni 2010, Indra Azwan sudah melangkahkan kakinya dari Malang menuju Jakarta. "Ini jalan terakhir saya, saya sudah mentok meminta keadilan ke mana-mana. Mulai dari Komnas HAM, Satgas Mafia Hukum, Ombudsman, semuanya," kata Indra, saat menyambangi kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Pada tahun 1993, anaknya yang bernama Rifki andika (12) ditabrak hingga tewas oleh salah seorang anggota kepolisian. Namun, hingga kini tidak ada satu pun pelaku yang dihukum atas kematian anaknya itu.

Kini, dengan hanya berbekal uang Rp 500.000, dua pasang sepatu, dan semangat, ia berjalan kaki dengan tekad ingin meminta keadilan. Selama itu, ia mengaku tidak pernah merasakan sakit.

"Hati saya yang sakit, Mas, keadilan itu cuma untuk orang kaya," katanya dengan geram.

Hingga berita ini diturunkan, Indra tengah kembali melangkah menuju Istana. Indra sangat berharap bisa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar masalahnya bisa diselesaikan dan ia mendapat keadilan untuk anaknya. (fn/lp/dt/km/klik video dari Kantor Berita Liputan 6) www.suaramedia.com

0 komentar:

populer

Layak dibaca

IKUT TAMPIL....... BOLEH....?