Warga Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, digegerkan oleh peristiwa pencurian tali pocong, Rabu (11/8/2010). Para pencuri tali pocong itu sangat nekat karena membongkar kuburan Sapani (70), warga setempat yang baru sehari dikuburkan, Selasa (10/8/2010).
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, pelaku pencurian diperkirakan lebih dari tiga orang. Pasalnya, pelaku mencuri semua (tiga buah) tali pocong yang mengikat mayat tersebut, yaitu di bagian atas kepala, badan, dan kaki. Tiga orang pencuri itu diduga akan menggunakan tali pocong hasil curian masing-masing untuk semacam jimat.
Adapun peristiwa tersebut diketahui pada hari Rabu (11/8/2010) sekitar pukul 09.00 WIB oleh salah seorang pengunjung makam, Thoyib. Kala itu Thoyib hendak nyekar di pusara saudaranya yang berada di pemakaman desa tersebut.
Saat melewati lokasi makam, ia merasa curiga melihat beberapa papan kayu yang berserakan. Setelah diamati dengan seksama, ternyata papan-papan kayu tersebut adalah papan penutup yang biasanya dikubur bersama jenazah saat dimakamkan.
Kecurigaan Thoyib semakin bertambah ketika melihat makam almarhum Sapani dalam kondisi amburadul. Di makam yang tanahnya masih basah itu terlihat banyak bekas galian yang tak selesai. Batu nisan makam Sapani juga copot dari tempatnya.
Maka, tanpa banyak cakap, Thoyib langsung melaporkan temuannya ke juru kunci makam. Setelah itu, keluarga Sapani pun dihubungi. Pihak keluarga segera datang ke makam.
“Kami mendapat laporan dari Pak Thoyib dan langsung memeriksa ke sini. Ternyata benar, makam kondisinya semrawut. Akhirnya kami membongkar makam dan memeriksa mayat. Alhmadullilah, mayat bapak saya masih utuh,” ujar Sujito, anak sulung Sapani.
Proses penggalian kembali makam tersebut disaksikan oleh ratusan warga, perangkat Desa Bagorejo, dan beberapa petugas Polsek Srono. Tak berselang lama diketahui bahwa hanya tiga tali pocong yang hilang, sedangkan kondisi jenazah masih utuh.
Pihak keluarga dan banyak warga setempat maupun perangkat desa merasa tidak habis pikir dengan peristiwa tersebut. Selain mempertanyakan motif pencurian, mereka juga menyayangkan karena mayat yang baru sehari dikubur telah diobrak-abrik, apalagi dilakukan di bulan Ramadhan.
“Saya tidak menyangka bahwa di zaman modern seperti sekarang ini masih ada yang melakukan perbuatan seperti itu,” sesal Djoko Purnomo, Kades Bagorejo.
Menurut keterangan yang diperoleh, Sapani meninggal dunia karena sakit di hari Selasa Kliwon (kalender Jawa), atau sehari menjelang datangnya bulan Ramadhan tahun ini. Biasanya, makam orang yang meninggal pada hari itu akan dijaga warga atau keluarganya.
Langkah tersebut dilakukan setidaknya sampai tujuh hari tujuh malam. Pasalnya, sebagian orang Jawa, khususnya di Banyuwangi, masih percaya bahwa orang yang meninggal dunia pada hari Selasa Kliwon bagian tubuhnya atau kain kafannya dapat berguna sebagai ajimat sehingga menjadi incaran para penganut ilmu hitam.
Namun, warga yang tak percaya hal seperti itu tidak menjaga makam seseorang yang meninggal pada Selasa Kliwon, termasuk makam Sapani. Ternyata, makam yang dijaga tersebut dibongkar orang, kemudian tiga tali pocongnya dicuri. (uni)
Editor: Abi | Sumber :Surya
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar