Pada Mei 1943, Kahar menetap di Solo. Dia bersama Warlina, istrinya, membuka usaha. Dia mengelola sebuah toko kain.
Usaha beli-jual kainnya kemudian berkembang. Dia pun mengajak teman-teman sekampungnya untuk berkongsi: Muhammad Idrus, Abdul Mannan, dan Saleh Sjahban. Keempatnya bersatu membuka toko dagang yang diberi nama Toko Luwu.
Toko Luwu yang banyak dikunjungi ternyata bukan hanya dijadikan sebagai tempat bisnis, tapi juga dijadikan sebagai tempat pertemuan para pemuda untuk membahas persoalan bangsa.
Pada 17 Agustus 1945, Kahar mendengar pidato proklamasi kemerdekaan Soekarno. Namun dia juga mendengar bahwa tentara sekutu, Belanda diboncengi Inggris, ingin kembali menguasai Indonesia. Dia pun memutuskan untuk pergi ke Jakarta.
Di Jakarta, dia mengumpulkan para pemuda dan pedagang Sulawesi guna membentuk organisasi pergerakan guna melawan tentara sekutu. Maka terbentuklah Gerakan Pemuda Indonesia Sulawesi (GEPIS) yang kemudian berganti nama menjadi Angkatan Pemuda Indonesia Sulawesi (APIS). APIS kemudian menjadi suborganisasi dari Angkatan Pemuda Indonesia (API).
Apa kontribusi API dalam usaha meraih kemerdekaan? API turut serta merancang rapat besar menyambut proklamasi kemerdekaan. Rapat itu dilaksanakan di Lapangan Ikada pada 19 September 1945.
Dalam rapat yang dihadiri puluhan ribu massa itu, Kahar dengan parang dipinggangnya menjadi pengawal Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moehammad Hatta. Rapat di Ikada pun berhasil dimana Soekarno menyampaikan pidatonya yang dahsyat membakar semangat massa.
Sadar bahwa APIS ruang lingkup dan kekuatannya kecil, Kahar dan teman-temannya kemudian mendirikan organisasi yang lebih besar, yaitu Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS). Terpilih sebagai Ketua adalah Bart Ratulangi, sedangkan Kahar menjadi Sekretaris Umum.
Seberapa nesar kekuatan KRIS? Melalui kekuatan KRIS, Kahar berhasil bernegosiasi untuk membebaskan para tahanan di penjara Nusakambangan yang kebanyakan orang Bugis-Makassar.
Tentang KRIS, bukannya bertambah kuat, ternyata di dalam tubuhnya terjadi perpecahan dalam bentuk kelompok-kelompok, ada kelompok minahasa, ada kelompok Bugis-Makassar, dan lainnya. Realitas tersebut membuat Kahar memutuskan diri untuk keluar dari KRIS.
Kahar kemudian membentuk organisasi militer bernama Batalyon Kemajuan Indonesia (BKI). Anggotanya adalah pemuda-pemuda yang dibebaskan Kahar dari penjara Nusakambangan. BKI kemudian bernaung di bawah Tentara Republik Indonesia (TRI).
Sumber: Kahar Muzakkar, oleh A. Wanua Tangke dan Ahmad Nasyaruddin
http://sejarah.kompasiana.com/2011/06/05/abdul-qahhar-mudzakkar-berdagang-dan-menggalang-organisasi-pergerakan-dan-militer/
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar