Kalau seseorang durhaka kepada orang tuanya, kenapa dia harus pulang kampung ?
Tersebut lah seorang pemuda namanya Malin Kundang, dia tinggal dengan ibunya yang sudah tua. Bapak nya sudah lama meninggal ketika Malin Kundang masih kecil. Mereka hidup dengan mencari kayu bakar untuk dijual kepada masyarakat dikampungnya.
Singkat cerita Malin Kundang merantau ke tanah seberang untuk mengadu untung disana. Nasib baik membawa Malin Kundang menjadi orang sukses dan mempunyai istri cantik putri dari seorang saudagar kaya. Mereka hidu berkecukupan dan tidak berkekurangan harta benda.
Suatu hari Malin Kundang teringat akan ibunya dikampung dan sering termenung memikirkannya. Dia gelisah dengan keadaan ibunya, apakah sakit atau entah apa yang terjadi dengan ibunya. Istrinya lalu bertanya tentang hal tersebut dan Malin Kundang menceritakan tetang kegundahannya selama ini.
Dasar memang istri Malin Kundang adalah orang baik baik, seketika itu dia menyarankan suaminya untuk pergi menengok ibu mertuanya. Malin Kundang setuju dan dia mempersipakan segala sesuatunya untuk melakukan dengan kapal laut.
Berita tentang keberhasilan dan kedatangan Malin Kundang tersebar seantero kampungnya. Masyarakat berbondong kepinggir pantai untuk melihat tampang Malin kundang dan istrinya yang cantik.
Kiranya ketika malin kundang turun dari kapal dia menemukan banyak ibu ibu yang berpakaian seperti ibu kandungnya dan mengaku ngaku bahwa dia itulah ibunya Malin Kundang. Setiap kali Malin Kundang berjalan ke arah rumah ibunya, para orangtua yang mengaku ngaku ibunya sampai menarik narik pakaiannya.
Di saat yang lain, seketika ibu kandung mendengar kedatangan Malin Kundang ibunya menangis rindu dan teringat akan pesannya dulu kepada Malin Kundang
“Wahai anakku Malin, Ibu akan tunggu kedatangan dirimu antara pintu dan halaman”
Itulah makanya ibunya tidak pergi kepantai untuk menyambut kedatangan Malin Kundang.
Tapi yang namanya Ibu, rasa rindu kepada anak membuatnya tidak mengindahkan janjinya sendiri dan langsung berlari kepanatai menuju Malin Kundang.
Kiranya ketika itu Malin Kundang sedang dalam emosi yang luar biasa karena desakan desakan orang orang tua yang mengaku ngaku sebagai ibunya. Seketika datang ibu kandungnya dia langsung marah dan memaki maki ibunya tersebut karena dia tahu ibu kandungnya sedang menunggu dirimu “antara pintu dan halaman”.
Ibu kandungnya kecewa dengan Malin Kundang dan terjadilah kutukan seperti yang sudah diceritakan dalam legenda Malin Kundang.
http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/18/malin-kundang-tidak-bersalah/
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar