Dia dikenang sebagai pemimpin Uni Soviet yang hampir menciptakan perang nuklir dengan AS
Pada 15 Oktober 1964, Nikita Khrushchev mendadak mengundurkan diri sebagai pemimpin Uni Soviet. Kantor berita Soviet, Tass melaporkan bahwa Komite Pusat Partai Komunis telah menerima pengunduran diri Khrushchev dengan mempertimbangkan usia dan kondisi kesehatannya.
Khrushchev, saat itu 70 tahun, pertama kali memimpin Komisi Pusat setelah kematian Joseph Stalin pada 1953. Dia memegang jabatan ganda, pemimpin partai sekaligus perdana menteri sejak 1958.
Laman stasiun televisi BBC memberitakan bahwa setelah pengunduran dirinya ini, partai akan dipimpin Leonid Brezhnev sementara Alexei Kosygin akan menduduki kursi perdana menteri.
Kabar ini mengejutkan banyak pihak yang kurang mengetahui kondisi kesehatan Khrushchev. Para pemerintah negara-negara Eropa Barat juga khawatir pemimpin baru Uni Soviet akan meninggalkan pola kebijakan Khrushchev yang menjunjung perdamaian dengan kubu Barat.
Khrushchev dikenal sebagai pemimpin komunis yang paling berwarna. Selera humornya membawa perubahan dari tipikal pemimpin Soviet yang kelam. Namun temperamennya juga kerap meledaks, seperti saat dia menggebrak meja dengan sepatu dalam pertemuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), 1960 silam.
Khrushchev juga diingat sebagai pemimpin Soviet yang hampir membawa dunia ke arena perang nuklir saat berkonflik dengan Amerika Serikat (AS) di awal dekade 1960-an. Soviet saat itu menempatkan rudal nuklir di Kuba sehingga menimbulkan ketegangan dengan AS.
Dua tahun setelah memimpin Partai Komunis, dia mengunjungi sejumlah negara untuk meningkatkan hubungan dengan Soviet. Perhentian pertama Khrushchev adalah Yugoslavia. Secara pribadi, Khrushchev meminta maaf kepada Marshal Josef Tito atas serangan Stalin terhadap konsep komunisme Yugoslavia pada 1948.
Pada 1956, pidato Khrushchev dalam Kongres Partai ke-20 mengenai Stalin memberikan angin segar kepada negara satelit Soviet seperti Polandia dan Hongaria. Namun harapan ini dihancurkan dengan penandatanganan Pakta Warsawa.
Dalam pidato ini, Khrushchev membeberkan dasar kebijakan luar negerinya. Dia mengubah haluan dari perlawanan agresif terhadap kapitalisme menjadi kerja sama dan kompetisi. Dia juga menyemangati seluruh partai sosialis di dunia dan mendukung pertukaran kebudayaan.
• VIVAnews
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar