- Dialog Akhir Tahun bertajuk Ketidakadilan, Selebritas Baru di Indonesia menghadirkan dua orang pembicara dari akademisi Unhas.
Pembicara pertama Dosen FISIP Adi Suryadi Culla menyoroti kondisi kebangsaan saat ini. Menurut Adi, saat ini hukum di Indonesia tidak tegas. Banyak kasus yang tidak tuntas atau tidak tersentuh hukum.
"Hukum Indonesia masih tebang pilih. Rakyat kecil dikirim ke pengadilan mengikuti prosedur hukum, sementara para pejabat yang terkait kasus hukum kurang tersentuh. Hanya orang tertentu saja,"kata Adi.
Adi menambahkan, kepemimpinan SBY-Boediono tak dapat bertahan lama. Pasalnya, mereka tak mampu memberikan solusi tepat guna penyelesaian kasus Century.
"SBY terkesan akan menggunakan politik cuci tangan, akan ada beberapa orang yang dikorbankan. Misalnya, Sri Mulyani dan Boediono. Itu jika terbukti bahwa SBY memiliki keterlibatan dalam kasus itu," terang Adi.
Adi menilai, walaupun SBY tak terlibat langsung, seharusnya timnya mengklarifikasi data yang diungkap di publik dengan data juga. "Tim SBY hanya mengcounter dengan pernyataan-pernyataan yang tidak jelas, tanpa data. Hanya pengaburan opini saja," ujarnya.
Sementara itu Ekonom Muda Unhas Abdul Rahman Boge Farisi dalam kesempatan serupa mengemukakan, praktik ketidakadilan menjadi trensetter di 2009. Menurutnya, isu itu menjadi seksi dalam sorotan publik sepanjang tahun ini.
Boge berharap, dalam 2010 terjadi perubahan mendasar di 2010 nanti. "Pemerataan ekonomi, distribusi aset ke semua daerah dapat terealisasi. Bukan dengan mengumbar segala potensi strategis di pusat saja," jelas Boge.
Boge mencontohkan, kasus Century yang lebih berpihak pada swasta (konglomerat) dibanding rakyat kecil (publik). Menurutnya, terjadi persekongkolan antara konglomerat dan penguasa. "Ketidakadilan terjadi pada ranah publik yang berkaitan langsung dengan rakyat banyak," pungkasnya.
(ram)
sumber okezone
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar