Sebagai tempat komunitas Vietkong, terowongan Cu Chi memiliki banyak kisah. Salah satunya seorang ibu terpaksa membunuh anak sendiri di terowongan itu.
Sepanjang Perang Vietnam antara tahun 1955 sampai 1975, Amerika Serikat (AS) selalu disulitkan oleh pola gerilya Vietkong. Sebab, mereka selalu bersembunyi di terowongan yang tak mungkin bisa dikejar tentara AS.
Namun, tentara AS selalu berusaha menemukan terowongan demi terowongan, kemudian dihancurkan dengan bom. Beberapa kali, tentara AS memang berhasil menemukan dan sukses menghancurkannya. Namun, ternyata itu hanya sebagian kecil dari 250 kilometer terowongan yang dibuat Vietkong.
"Tentara AS hanya mampu menghancurkan lapisan pertama terowongan itu. Selebihnya, mereka tak bisa menjangkau lapisan atau bagian lain. Sebab, AS benar-benar buta tentang peta terowongan itu," jelas Hung Tran, seorang pengusaha wisata yang ayahnya tentara Vietnam.
Namun, tak jarang pula bom yang diledakkan AS di sekitar terowongan cukup mematikan puluhan, bahkan ratusan Vietkong dan keluarganya. Tapi, hanya wilayah itu yang hancur, tak sampai merambah wilayah lain. Sebab, terowongan itu sangat panjang dan luas.
Suatu hari, AS mengerahkan pasukan terbesarnya untuk mencari dan menghancurkan terowongan Vietkong. Rupanya, ini juga diketahui para Vietkong, sehingga mereka tetap bersembunyi di ruang-ruang bawah tanah.
Di salah satu sektor ruang bawah tanah, ada seorang ibu yang akan melahirkan. Ibu tersebut bernama Lny. Sementara, tentara AS tepat berada di atas mereka.
Karena sudah saatnya, anak itu terlahir pula. Seperti halnya bayi yang baru lahir, anak itu pasti menangis. Namun, sebelum anak itu bisa mengeluarkan suara, Lny memencet hirungnya agar tak menangis, sampai meninggal dunia.
"Ini dia lakukan sebagai bentuk pengorbanan kepada negara dan komunitas Vietkong. Sebab, jika anak itu sampai menangis, maka tentara AS di atasnya akan mendengar. Sehingga, sektor itu bisa dihancurkan dan akan ada puluhan atau bahkan ratusan korban jiwa," cerita Nhi Nguyen, wanita asal Mekong.
Bayi Lny meninggal, tapi komunitas Vietkong di sektor itu selamat. Sebab, tentara AS tak menemukannya. Lny sendiri, setelah sehat, akhirnya memutuskan menjadi tentara wanita melawan AS.
Namun, setelah merdeka pada 1975, dia tak bisa ikut merasakan kebahagiaan seperti orang Vietnam lainnya. Sebab, Lny menjadi gila karena merasa berdosa kepada anaknya dan sangat kehilangan.
"Lny ke mana-mana membawa boneka dan sering menangis. Namun, pemerintah Vietnam merawat dan menghidupinya, juga menganggap sebagai salah satu pahlawan," cerita Nhi.
Tak hanya itu kisah sedih seputar Cu Chi. Saking kesulitan dan mangkelnya, AS sering menyerang membabi buta ke wilayah-wilayah terowongan. Bahkan, ditengarai mereka juga menggunakan zat kimia.
"Efek zat kimia sangat luar biasa. Sampai perang usai, masih berdampak karena sudah merasuk ke udara, air, dan tanaman," timpal Hung Tran.
Karena itu, di wilayah Cu Chi akhirnya banyak anak yang lahir dalam keadaan cacat. Ini karena pengaruh sisa-sisa zat kimia dari senjata AS.
"Pemerintah Vietnam menyediakan fasilitas pendidikan buat mereka dan menjamin penghidupannya. Yang bisa diajarkan untuk mandiri diberi berbagai pendidikan dan keterampilan, sehingga nanti bisa mandiri. Sedangkan yang tak bisa mandiri dipelihara oleh negara," terang Nhi.
Orang-orang Amerika sendiri kini sering berkunjung ke Vietnam sebagai wisata. Mereka kadang mengunjungi orang-orang yang terlahir cacat akibat kimia tinggalan AS tersebut.
"Banyak orang Amerika yang sampai menangis sedih menyaksikan akibat serangan mereka pada masa perang. Mereka kemudian meminta maaf," jelas Hung. (Hery Prasetyo)
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar