Cerita Cu Chi terkadang mengingatkan film-film perang Vietnam buatan Hollywood yang begitu beragam. Salah satunya yang terkenal adalah Rambo, sampai dibuat secara serial.
Rambo yang dikisahkan sebagai tentara Amerika Serikat (AS) yang tangguh, mampu memporak-porandakan Vietnam. Dengan cara dan ketangkasannya, dia sering sendirian mampu menghancurkan atau melumpuhkan Vietkong.
Bagi Amerika, Rambo seolah sudah menjelma menjadi pahlawan nyata dan menegaskan kemenangan Amerika. Padahal, itu hanya cerita fiktif. Dan, menurut orang Vietnam, Rambo merupakan kebohongan besar. Sebab, tak pernah ada tentara AS yang sebegitu hebat semasa Perang Vietnam.
"Rambo? Oh, itu kebohongan. Itu hanya sebuah konsep Amerika. Kenyataannya, tak pernah ada tentara Amerika seperti itu. Justru mereka di sini selalu tak tenang dan resah, karena serangan Vietkong bisa datang dari mana saja dan kapan saja," jelas Hung Tran, seorang direktur sebuah agen wisata yang menguasai sejarah Vietnam.
Menurutnya, memang sesekali tentara AS menghancurkan Vietkong. Namun, itu lebih karena kecanggihan senjata mereka. Amerika tak pernah benar-benar bisa melumpuhkan kekuatan Vietkong. Bahkan, menghancurkan terowongan Cu CHi yang menjadi benteng dan persembunyian mereka saja, Amerika telah gagal.
"Bom dan bom sering menghujani daerah terowongan. Namun, itu hanya merusak lapisan atas atau sektor tertentu dan tak pernah bisa menghancurkan tempat-tempat vital. Sebab, sangat sulit menemukan sektor-sektor vital itu," jelas Hung.
Hung dan rakyat Vietnam lainnya merasa, merekalah pemenang perang lawan AS yang berlangsung dari 1955 sampai 1975 itu. Maka, mereka menganggap film-film Hollywood tak ada yang benar, karena selalu berpihak kepada Amerika. Film-film itu hanya upaya Amerika menutup rasa malu karena kalah di Vietnam. Sebab itu, film-film itu tak boleh diputar di Vietnam.
Nhi Nguyen punya cerita tersendiri. Wanita asal daerah Mekong yang pernah sekolah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta itu, melihat film Perang Vietnam buatan Hollywood di Yogyakarta. Di negerinya, dia tak pernah menyaksikan film seperti itu.
"Saat itu saya menonton televisi di kost yang menampilkan film Hollywood tentang Perang Vietnam. Menyimak jalan ceritanya, saya geram sekali. Sebab, Amerika dikisahkan selalu menang dan berada di pihak yang benar. Rasanya ingin saya banting saja televisi itu," cerita Nhi.
Hung merasa yakin, negaranya menang atas Amerika. Dan, dia juga yakin tak ada seorang tentara AS yang begitu perkasa sendirian seperti halnya Rambo. Salah satu alasannya adalah terowongan Cu Chi. Terowongan ini begitu hebatnya dan menjadi kunci kesuksesan perlawanan Vietnam kepada AS.
"Terowongan ini tak pernah bisa ditaklukkan siapa pun. Selain panjangnya 250 kilometer, struktur dan petanya rumit," jelas Hung.
Bahkan, lanjutnya, Amerika frustrasi, was-was, dan sering porak-poranda karena adanya terowongan itu. Bagaimana tidak, Amerika tak pernah bisa tahu kapan dan dari mana Vietkong muncul untuk menyerang. Sebab, lubang ada di mana-mana.
"Vietkong menggali terowongan hingga di bawah markas AS. Kadang malam-malam hanya satu orang yang muncul dari tanah, kemudian menembak tentara AS. Ini membuat tentara AS tak pernah tenang setiap saat. Di saat tertentu, gerilyawan Vietnam bisa menyerang dan memporak-porandakan tentara AS atas bantuan terowongan itu," kisahnya.
Di wilayah Cu Chi memang terdapat banyak bekas-bekas perang. Salah satunya sebuah tank Amerika yang hancur diserang Vietkong, saat mereka mencoba menyerang terowongan. Tank M41 itu hancur justru oleh barang-barang yang ditinggalkan Amerika. Tank tersebut sengaja dibiarkan di tempat aslinya untuk dibanggakan dan dipertunjukkan kepada pengunjung, bahwa Vietnam pernah menghancurkan tank.
"Tentara Amerika sering membuang tempat makan dari logam sembarangan. Itu diambil tentara Vietnam untuk diisi amunisi dan menjadi geranat. Sedangkan amunisinya kadang dari peluru bom yang tak meledak," jelas Hung.
Meski begitu, menurutnya, rakyat Vietnam tidak dendam kepada Amerika. Sebab, kini mereka sudah terbuka untuk bersahabat dengan negara lain.
"Kami ingin bersahabat dengan negara mana pun. Sebab, perdamaian lebih nikmat daripada peperangan. Sekarang kami hanya berkonsentrasi membangun kehidupan lebih baik," terangnya. (HPR)
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar