Bila sejarah Indonesia dibuka seluruhnya negara ini sudah punya delapan Presiden. Selain Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono, ada dua nama lain yang dilupakan sejarah.
"Presiden kedua adalah Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Mr Sjafruddin Prawiranegara dan Presiden ketiga adalah Mr Assaat yang menjabat Presiden Republik Indonesia dalam bagian Republik Indonesia Serika (RIS)," kata AM Fatwa, Ketua Panitia Peringatan Satu Abad Mr. Sjafruddin Prawiranegara di Bukittinggi, Minggu (3/4).
Menurutnya Indonesia seringkali gagap menerima kenyataan sejarah. "PDRI dan para aktor utamanya, misalnya, selama berpuluh tahun berusaha dihilangkan dari ingatan kolektif bangsa. Selama 49 tahun peranan PDRI dan tokoh-tokohnya bagaikan dianggap tidak ada," katanya.
Fatwa mengatakan baru pada masa Presiden Habibie, Sjafruddin mendapat penghargaan Bintang Republik Adipradhana dan baru pada 2006 hari lahir PDRI pada 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara. Namun, lanjutnya, Kepres No 28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara hanya memosisikan PDRI sebagai pengisi kekosongan kepemimpinan NKRI dalam rangka bela negara. "Padahal, PDRI lebih dari mengisi kekosongan," jelasnya.
PDRI, menurut Fatwa, menyambung eksistensi NKRI yang sejak 19 Desember 1948 sudah dianggap Belanda lenyap dari peta bumi, karena ibu kota Yogyakarta, Presiden, Wakil Presiden dan para pemimpinnya telah ditawan. "PDRI jelas telah meneguhkan posisi wakil Republik Indonesia di PBB," katanya. (HR/OL-04)
Kejujuran Itu Memerdekakan Dan Menenangkan
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar